Diposkan pada Non Fiksi, Tantangan Menulis

Yesung Oppa

Tidak ada manusia lain yang ingin kutemui selain Oppa. Kenapa? Karena aku belum pernah menatap wajahnya secara langsung sejak pertama kali aku menaruh hati. Pria yang paling banyak menciptakan inspirasi ketika aku jatuh terpuruk karena anggapan aneh soal hobiku. Pria yang membawaku ke awang-awang sekalipun banyak pihak juga yang membuatku jatuh. Aku hanya ingin meneriakkan ‘Oppa’ sekencang-kencangnya kepada pria ini. Hanya untuk berterima kasih karena ia sudah menjadi tempatku menyampah soal kisah-kisah yang ingin kuungkapkan. Namun, hanya dia dan karakter gadis ciptaanku yang cocok. Lanjutkan membaca “Yesung Oppa”

Diposkan pada Non Fiksi, Tantangan Menulis

Heebumku

Seumur hidupku aku nggak pernah memelihara binatang. Kenapa? Karena ibuku nggak suka rumahnya kotor. Kalau disuruh memilih binatang untuk diperlihara, aku memilih kucing, kucing, kucing, kucing, dan kucing. Sepanjang aku hidup, binatang satu itu saja yang mampu menarik perhatianku begitu besar. Jadi, aku merasa tak mau binatang memilih yang lain. Lanjutkan membaca “Heebumku”

Diposkan pada Non Fiksi, Tantangan Menulis

Perkenalanku

Halo. Anyeonghaseyooo. Salam kenal. Aku Rizcha Mawadah, boleh dipanggil Cha atau Rizcha. Dulu aku dilahirkan di Surabaya tanggal 10 Mei, tetapi saat ini aku tinggal di Gresik dengan Pria Halalku. Aku mencintai dunia menulis sejak SMP dan sejak saat itu juga aku mulai menorehkan pena sekalipun tak pernah masuk media. Jamanku SMP hidupku tidak sebaik sekarang, belum ada koneksi internet atau ponsel yang memadai seperti saat ini. Sekarang, kini, aku mencoba meraih mimpiku sejak lama itu sekali lagi. Aku berusaha menumbuhkan semangat perlahan-lahan. Bahkan aku nekat meninggalkan pekerjaanku untuk memulai karir di dunia menulis ini. Lanjutkan membaca “Perkenalanku”

Diposkan pada #30DWC, Non Fiksi, Tantangan Menulis

Misteri 31033004

Sudah berapa lama ia mendedikasikan diri dalam pekerjaannya. Sudah berapa banyak hal yang ia korbankan demi menomersatukan pekerjaannya. Namun semua itu seakan tak berharga. Semua usahanya berbalik mengkhianatinya, membiarkan dirinya tenggelam dalam jurang rasa sakit, menceburkan dirinya dalam kolam luka hati. Kecewa, tentu saja ia kecewa. Marah, sudah pasti itu yang ia rasakan. Tapi adakah artinya sebuah protes, kala omelan-omelannya hanya dianggap gurauan belaka.

Lanjutkan membaca “Misteri 31033004”

Diposkan pada #30DWC, Non Fiksi, Tantangan Menulis

Kilas Balik

Di kamar kecil ini aku sering menggoreskan pena. Dalam ruang penuh kenangan ini aku selalu mengukirkan kisah. Dahulu, sebelum kamar ini tercipta sebagai ruang pribadiku, aku mendapati tempat untukku berkeluh kesah di bagian depan rumah. Bersama radio, bersama timbunan buku pelajaran, bersama timbunan kertas dan buku bertuliskan tulisan penuh tragedi dariku. Bersama meja kecil yang sudah terlampau membuat nyaman, aku menulis dan menulis, mencoretkan apa pun yang mampir dalam otakku, memuaskan hasrat dalam hati untuk berkisah. Lanjutkan membaca “Kilas Balik”