Kau bertindak seolah kau paling benar
Kau berujar seolah aku yang salah
Hingga aku terperosok dalam gelap
Sampai aku terjatuh dalam jurang luka
Tag: #30DaysWritingChallenge
Hanya Satu
Jangan kau bawa lagi aku ke sana
Kau tahu bagaimana aku adanya
Begitu benci dengan tusukan ngilu sang dingin
Yang begitu bahagia bersama angin menerpa diri dengan kejamnya
Sederas Air Terjun
Kau pernah memberi cinta sedalam samudera
Kepada hati yang mendamba
Kau pernah alirkan kasih sederas air terjun
Pada jiwa yang kehausan
Dreaming to be Writer – Bagian 7
Alissa memegangi dadanya, berharap dengan begitu debaran jantungnya tidak terlalu menggedor-gedor rongga dadanya. Namun, berapa kali pun ia melakukan hal itu, jantungnya tetap berdebar dengan semangat membara. Sepanjang ia berjalan menuju kelas dari tempat parkir sampai ia duduk di sudut kelas, jantungnya masih saja berulah. Kini justru ditambah jemarinya mendingin dan basah, menandakan ketakutannya berada dalam batas awas.
Meredakan Gelombang Gelisah
Langkahku terombang-ambing
Hatiku resah
Kepalaku bersenyut nyeri
Banyak rasa takut menerpa tak terduga
Berteman Sepi
Lihatlah aku di sini
Menunggu sendiri berteman sepi
Tengoklah aku barang sedikit
Yang selalu bercumbu dengan sang sunyi
Bersama kesukaan
Aku terduduk dengan buku di pangkuan
Aku tenggelam dalam buku dengan rak menjulang sebagai latar belakang
Sementara kau di sana di bawah pohon rindang
Tengah memainkan nada bersama gitar dalam pelukan
Menjemput Masa Depan
Meniti langkah bersama kenangan
Memupuk asa mengejar masa depan
Menggenggam erat jemari
Tak mau kau melangkah sendiri
Pisaumu Menikam, Sayapmu Merengkuh
Kau terbaring lemah di sana, wajahmu pucat, bibirmu bahkan tak memiliki rona lagi. Sekujur tubuhmu dipenuhi banyak kabel yang terhubung ke banyak alat yang ada di samping kanan kiri ranjangmu. Langkahku yang tertatih mendekat menujumu, membuatku mendapati pemandangan yang memilukan. Aku menggigit bibirku demi menahan desakan air mata yang sudah menggelayut di pelupuk mataku. Namun hujan itu jatuh juga, menderas bersama isakan-isakan yang tak mampu kutahan. Kutangkupkan tanganku untuk menutupi wajah yang basah oleh air mata. Ingatan dalam kepalaku memutar kejadian beberapa jam yang lalu.
So Close Yet So Far Part 3 – END
Mereka satu rumah, masih begitu dekat namun terasa sangat jauh.